JANGAN PERNAH PUNGGUNGI ALQUR'AN
Hilal Merah Indonesia. Pasuruan -- Bencana yang datang silih berganti disebabkan ummat perpaling dari Alquran. Mereka hanya menggunakan Alqur'an sebagai ritual dan mantra pengiring kematian, selebihnya mereka berpaling dan abaikan serta tinggalkan.
Mereka beranggapan Alqur'an penyebab kemunduran dan keterbelakangan jika diterapkan dalam ekonomi. Mereka lebih senang memakai konsep Adam Smith (penggagas paham Kapitalisme) dibandingkan dengan konsep Alquran yang diajarkan sejak Zaman Nabi Adam As diciptakan. Efek atas berpalingnya mereka dari Alqur'an terlihat dengan tumbuh suburnya rente/bunga (riba).
Akibat dari berjalannya rente (riba) inilah Allah menurunkan adzabnya secara kolektif pada siapa saja tanpa pandang bulu saat rente sudah mewabah. Mereka ketakutan oleh pendemi covid 19 tetapi mereka tidak ketakutan dengan pendemi rente yang berakibat rusaknya moral, alergi pada ulama' yang ikhlas berjuang buat agama dan bangsanya.
Meningkatnya tindak kejahatan, korupsi dan yang lebih dahsyat lagi alam pun menjadi marah dan menjulurkan lidah airnya sehingga menenggelamkan banyak rumah penduduk. Laut bergejolak berontak menyambar semua yang ada disekitarnya untuk ditenggelamkan. Gunung pun batuk mengeluarkan cairan panas dan bebatuan dari dalam perutnya.
Relawan Padepokan Pasukan Angin bersama Relawan HILMI telah terjun bergerak membantu secara fisik seperti merenovasi bangunan Ibadah, membangun kembali rumah, membagikan sembako, memberikan perlengkapan seperti kasur, obat-obatan dan lainnya bagi mereka yang terkena dampak bencana. Selain itu Padepokan Pasukan Angin dan Relawan Hilmi juga berkhidmat untuk menyadarkan masyarakat agar jangan lagi memunggungi Alquran.
Jika laut kita punggungi tidak akan berdampak untuk keselamatan manusia. Namun apabila Alquran yang dipunggungi maka alam semesta akan marah dan mengancam keselamatan manusia.
Salah satu bentuk penyadaran agar kembali pada Alqur'an, Padepokan Pasukan Angin bersama Relawan HILMI membagi-bagikan Alquran pada warga yang menjadi korban serta terdampak bencana alam.
Narasumber: Habib Mustofa Padepokan Pasukan Angin