Hilal Merah Indonesia, JAWA BARAT - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) jauh-jauh hari sudah memperingatkan berbagai wilayah di Indonesia akan mengalami kekeringan terparah akibat pengaruh El Nino.
Saat ini 75 kabupaten dan kota di tujuh provinsi di Indonesia terdampak bencana kekeringan.
Wilayah yang cukup serius mengalami kemarau itu ada di wilayah Jawa, meliputi empat provinsi, yakni Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur. Selain itu juga ada di Bali dan Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur, berdasarkan data yang dihimpun Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Sebanyak 21 kabupaten yang terdampak berada di Jawa Barat, 21 kabupaten di Jawa Tengah, 15 kabupaten di Nusa Tenggara Timur, 10 kabupaten di Jawa Timur, sembilan kabupaten di Nusa Tenggara Barat, dua kabupaten di Yogyakarta, dan satu kabupaten di Banten.
Selain itu, kepala daerah di 55 kabupaten dan kota telah menetapkan status siaga darurat kekeringan.
Untuk itu HILMI FPI diberbagai daerah telah banyak memberikan bantuan air bersih keberbagai wilayah diIndonesia yang terdampak kekeringan, melalui DPD, DPW, maupun DPCnya.
Kali ini HILMI FPI Garut yang memberikan bantuan 20.000 liter air bersih kepada Desa Cinta Negara Kecamatan Cigedug Kabupaten Garut.
Dengan menggunakan empat mobil tangki berkapasitas 5.000 liter, HILMI FPI Garut mendistribusikan sedikitnya ke-9 Kampung, yaitu Kp. Sukaresmi 1, Kp. Sukaresmi 2, Kp. Pamoyanan, Kp. Sukamulya, Kp. Cibodas, Kp. Samayuda, Kp. Siderang Datar, Kp. Legok, Kp. Pasir.
Sebelumnya Bupati Garut, Rudy Gunawan menetapkan Kabupaten Garut darurat kekeringan. Hal tersebut dilakukan setelah 2.700 hektare lahan pertanian mengalami kekeringan.
Kendati bantuan air bersih terus akan diberikan, namun tidak ada jaminan bahwa semua itu bisa membuat kebutuhan masyarakat akan air bersih di musim kemarau panjang bisa terpenuhi.
Karena itu, perlu kiranya BNPB memberikan solusi dengan membuat teknologi modifikasi cuaca (TMC) supaya hujannya turun.
