Hilal Merah Indonesia. Mamuju -- Warga yang selamat dari gempa bumi dengan rumah rusak berat di Kabupaten Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat, tidak akan mendapat fasilitas rumah hunian sementara. Sebagai gantinya, mereka akan mendapat dana tunggu hunian tetap.
Sebulan lebih usai gempa berskala 6,2 magnitudo, sejumlah warga Mamuju masih bertahan di pengungsian. Data Kodim 1418 Mamuju tercatat sebanyak 38.578 warga di Mamuju masih memilih tinggal di tenda-tenda pengungsian yang tersebar di enam kecamatan, yakni Kecamatan Mamuju, Tapalang, Tapalang Barat, Simboro, Papalang, dan Kalukku. Mereka masih tinggal ditenda-tenda pengungsian.
Sementara Itu Laksana (laskar siaga bencana) Makasar dan Palu telah membangun beberapa unit huntara atau hunian sementara di sejumlah titik lokasi. Diantaranya di Dusun Taluddu Desa Botteng Kecamatan Simboro Kabupaten Mamuju.
Laksana Sulsel dan Laksana Sulteng, Mereka tidak hanya membangun Hunian Sementara atau Huntara namun mereka juga membangun Mushola sementara. Laksana Makasar dan Palu membangun Mushola Sementara di Dusun Taluddu Desa Boteng Kecamatan Simboro Kabupaten Mamuju.
Dengan ukuran 7 x 10 meter dengan atap terpal dinding Kororo. Kemudian lantai dengan ketinggian 25 cm terbuat dari bahan balok 5 x 5 cm, kemudian dilapisi dengan Triplek 9 ml. Alhamdulillah kini Mushola Sementara itu sudah bisa digunakan oleh warga korban gempa di Mamuju. Kini anak-anak sudah bisa kembali belajar mengaji di Mushola Sementara atau Mustara.
Allhamdulillah Rumah baru Ibu Idawati sudah bisa di gunakan untuk kegiatan mengaji anak-anak. Meskipun belum semua anak-anak korban bencana bisa hadir karena sebagian masih berada di lokasi pengungsian. Insya Allah dalam setiap hurup yang mereka bacakan pahala akan mengalir untuk para Muhsinin. Aamiin yaa Kariim..
Narasumber: Mahmud Sy. Labudu Sekda Front Persaudaraan Islam Sulteng